My Book Note

My Book Note
The best friend is book

[REVIEW] -Kisah Perjuangan Para Aktivis Lautan-

| Minggu, 20 Maret 2016
PERFECT PURPLE



Penyunting naskah  :  Moemoe Rizal dan Irawati Subrata

Desain sampul  :  Inekeu Rahayu

Desain isi  :  Kulniya Sally

Proofreader  :  Febti Sribagusdadi Rahayu

Layout sampul dan seting isi  :  Tim Artistik dan Sherly

Cetakan  : Pertama, Bandung: Pastel Book, 2016

ISBN  :  978-602-7870-64-2


Blurb

Gadis keras kepala ini bernama Milly. Dia menyukai ungu, dan tahu apa yang dia inginkan. Masuk jurusan pilihan ibunya bukanlah keinginannya. Sementara itu berkampanye menyelamatkan paus minke adalah keinginannya. Apa pun risikonya.

Milly lantas mengarungi kapal berwarna ungu, berlayar menuju kutub selatan yang tampak keunguan dari kejauhan. Dia akan berupaya menyelamatkan paus dari perburuan. Mengenal orang-orang yang mendedikasikan nyawanya demi lingkungan. Dan, membenci mereka yang mengeruk sumber daya alam demi uang.

Namun, meskipun keras kepala sebetulnya keinginan Milly terus berubah. Mungkin suatu hari dia akan berhenti, dan kembali menjadi gadis biasa dari Pematangsiantar. Namun Milly bertemu laki-laki yang mengubah hidupnya dia atas kapal. Mengajarkannya deburan menyenangkan selain ombak dan keindahan warna ungu. Yaitu ...


***************

Setiap kehidupan memiliki warna tersendiri. Terkadang warna-warna tersebut memberikan kebahagiaan dan juga kesedihan. Malah tanpa kita sadari warna tersebut membawa kita pada sebuah takdir. Pertemuan yang akan mengubah jalan hidup kita. Menurut kamu, apa arti sebuah warna dalam hidupmu?


"People can criticize us and call us terrorists. We don't care. We never back down and we never compromise." (hal. 20)


Milly Kalindra, seorang siswi kelas XII SMA berumur 18 tahun yang tidak pernah menyangka jalan hidupnya akan berubah semenjak kedatangan Neal O'Mara, seorang pria bermata biru dan berambut pirang ke kota Pematangsiantar dalam rangka kampanye organisasi SNFS.

"SNFS adalah organisasi konservasi lautan non-profit yang berbasis di Inggris, dengan anggota dari berbagai penjuru dunia. Neal adalah salah satu aktivis di organisasi yang didirikan oleh kedua orangtuanya." (hal. 22)


Apalagi Neal melakukan perekrutan terbuka untuk anggota SNFS khusus di kota Pematangsiantar. Milly merasa ini adalah sebuah kesempatan bagi dirinya untuk meraih impiannya dan terbebas dari keditaktoran sang mama. Setelah mendengarkan berbagai penjelasan dari Neal, Milly semakin mantap mengikuti kampanye tersebut. Kalau tidak mendapatkan apa yang diinginkannya bukan Milly Kalindra namanya. Dia akan selalu berjuang dengan teguh hingga mendapatkan apa yang dia inginkan, terutama kebebasan dari sang mama. Meski kesulitan mendapatkan izin dari kedua orangtuanya, tapi karena tekad kuat Milly akhirnya dia mendapatkan izin menjadi seorang aktivis dan mengikuti pelatihan kamp di Australia. Setelah berbulan-bulan, Milly terpilih menjadi salah satu anggota yang akan berlayar menuju Kutub Selatan bersama Sinead Puple beserta Neal, Brooke, Peter, Alex, Rachel, Deborah, Brandon, Ace Peary, Alberto dan lainnya. 

"Orang-orang penuh tekad mengagumkan yang -sebenarnya- tidak dimengerti oleh Milly sepenuhnya." (hal. 55)


Walaupun Milly tetap saja tidak mengerti apa sih arti aktivis lautan ini padahal Milly sudah berlayar selama beberapa bulan. Milly selalu menolak, menolak dan menolak. Dia menyesal berkat kekeraskepalaannya. Dia mulai menyalahkan diri sendiri karena baginya tidak ada manfaat yang dia dapatkan selain pembantaian paus mengerikan, badai dan kerusakan-kerusakan Sinead Purple di waktu yang tidak tepat.


"Sinead Purple baik-baik saja. So, don't worry! It isn't worth it."

Milly tidak akan pernah membayangkan bahwa SNFS benar-benar bertekad memulangkan paksa kapal pemburu paus milik Jepang, sedikit radikal memang tapi SNFS tidak akan pernah menyerah menaklukkan para pemburu paus. 

"Mereka selalu beralasan kalau paus itu digunakan untuk riset. Itu alasan yang paling naif. Bagaimana bisa untuk keperluan riset saja membutuhkan lebih seribu ekor paus setiap tahunnya? Nyatanya, daging paus itu dijual untuk konsumsi masyarakat setempat. Sudah ratusan tahun Jepang memiliki kebiasaan menyantap daging paus." (hal. 87)

Setelah melihat video yang diambil oleh Brandon, Milly merasa semakin bersalah atas niatnya mengikuti kampanye SNFS dan dia malah berpikir untuk melakukan sesuatu demi melindungi paus dan lautan. Dia pun sempat menjadi berita utama akibat 'pesta minum kopi' di anjungan. Lhoo ... 

"Sinead Purple itu mirip sebuah sarang tempat para penggosip berkumpul. Jadi, ya, tentu saja beritanya sudah menyebar." (hal. 141)

Mama Milly telah memberikan restu kepada Milly untuk mengikuti kampanye SNFS tahun depan begitu juga tahun-tahun setelahnya. Kehidupan yang Milly jalani saat ini akan terus dia perjuangkan karena kali ini dia tidak menyesali keputusannya. 

"Percayalah, Neal, aku tahu risikonya. Dan, aku tidak keberatan sama sekali. Umurku mungkin masih muda, tapi aku juga tidak terlalu bodoh sampai kamu perlu mengulangi khotbahmu selama dua jam." (hal. 190)


*****


Perasaan hangat mulai menjalar ke seluruh tubuh Milly saat Neal berubah menjadi pengecut dan menggenggam tangannya. Momen termanisssssssss setelah melihat begitu banyak 'peperangan' antara pemburu paus dan para aktivis.


Wah ... Ini kali pertama aku diberi kepercayaan mengikuti baca bareng bersama kak Sisca meskipun reviewnya agak telat sedikit ya kak. Sejak awal aku melihat Perfect Purple di toko buku udah kepingin aja gitu aku angkat jadi anak dan dibawa pulang tapi apa daya si kantong masih tidak merestui. Emang kita berjodoh, melalui kak Rizky aku memiliki anak lagi. Menurutku Perfect Purple adalah cover termanis dari seluruh novel yang aku miliki. Kak Indah Hanaco bikin aku jatuh kepayang dehhhh. Mau dong sampai klepek-klepek lagi di karya-karya kakak selanjutnya.

Tema yang diambil pun memberikan aku banyak pelajaran. Peduli lingkungan dan lautan itu ternyata memang tidak segampang yang aku bayangkan. Aku merasa kagum pada Milly karena dia selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan termasuk menjadi aktivis lautan. Penginnn bangettssss...

Para tokoh dan karakter mereka, awalnya sih aku rasa porsinya kurang karena banyaknya tokoh yang berperan serta. Setelah dijawab oleh kak Indah, porsi mereka memang sudah pas karena Perfect Purple fokus pada kegiatan aktivisnya. Aku puas dengan jawaban Kak Indah. Bagiku, kurang tebal aja bukunya. Aku masih penasaran apa yang terjadi nantinya di Kepulauan Faroe. 

Alurnya maju-flashback membuatku seakan aku adalah Milly yang berjuang menerima keadaan karena keputusannya sendiri. Apalagi diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga semakin membuatku terhanyut pada setiap petualangan Milly. Kadang aku merasa jengkel juga sama Milly. Heheheee

Ending twist, ternyata Neal ituuuu .... Milly itu .... Eheheee Penasaran kan? Ada apa dengan Neal dan Milly? Aku nggak mau spoilerr ahhh ... 

Ada beberapa kesalahan penulisan menurutku, salah satunya adalah 'mempelambat' seharusnya 'memperlambat'. Ada juga beberapa kesalahan penempatan tanda baca tapi tidak terlalu berpengaruh karena aku sudah dibuat jatuh cinta oleh para paus. #ehhhhhhh


Untuk Milly dengan kekeraskepalaannya aku kasih ini nihhh 














3 komentar:

{ Everything with Athaya } at: 21 Maret 2016 pukul 07.43 mengatakan...

Covernya ungu kesukaanku ,, Seru kelihatannya jadi aktivis paus :)

{ Muhammad Rasyid Ridho } at: 2 April 2016 pukul 18.41 mengatakan...

Keren reviewnya. Menarik ya kayaknya bukunya...

{ Agatha Vonilia } at: 8 April 2016 pukul 18.05 mengatakan...

Makassiiiihhh athaya dan kak Rasyiddd ... Bagussss kakakkkk tentang perjuangan para aktivis lingkungan.

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 MY BOOK NOTE Blogger Template by Dzignine